Demonstran Dan Aparat Sebaiknya Tidak Anarkis

Bisa dipastikan, dalam beberapa hari kedepan ini aksi - aksi masih akan terus terjadi di berbagai penjuru negeri. Temanya pun masih sentral, yakni soal penolakan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bisa diperkirakan pula, aparat keamanan bakal semakin disiagakan untuk menghadapi segala kemungkinan, yakni eskalasi aksi demo yang menjurus anarkis.


Kita semua tentu berharap, dimanapun dan siapapun yang melakukan demonstrasi, mampu menahan diri untuk tidak melakukan tindakan - tindakan diluar batas dan melanggar hukum. Bukan saja kepada para demonstran, kita juga berharap agar aparat keamanan yang diterjunkan di lapangan tidak mudah terpancing emosi serta mampu mengedepankan tindakan yang bersifat persuasif.

Kita menyayangkan dalam beberapa hari terakhir ini, baik para demonstran maupun aparat keamanan begitu mudah terpancing, sehingga sering terjadi bentrok atau baku hantam. Ada demonstran yang menyerbu restoran cepat saji, merusak atau membakar mobil pelat merah, bahkan menyegel SPBU. Aparat keamananpun banyak yang bertindak brutal terhadap mahasiswa yang berdemo. Bahkan tidak sedikit yang memperlakukan para demonstran seperti penjahat atau teroris. Korbannya bukan hanya demonstran, tetapi juga wartawan yang meliput aksi demo. Tindakan merampas kamera atau hasil rekaman wartawan jelas merupakan pelanggaran hukum. Tindakan itu termasuk menghalang - halangi kerja wartawan dalam mencari berita atau informasi.

Kita berharap para pemimpin atau petinggi Polri mampu mendisiplinkan aparatnya di lapangan yang bertindak diluar batas atau kepatutan. Mereka perlu dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan soal psikologi dan aspek - aspek hukum. Memang bisa saja mereka berkilah terpancing emosi atau melakukan kekhilafan sebagai manusia. Namun harus disadari bahwa yang dihadapi adalah anak - anak bangsa sendiri yang sedang memperjuangkan aspirasi dan nasib rakyat kecil lewat aksi parlemen jalanan. Para mahasiswa yang turun ke jalan bertujuan mengingatkan pemerintah, bahwa kebijakan yang hanya diambil dari sudut kepentingan penyelenggara negara bisa semakin menyengsarakan rakyat kecil.

Kita berharap, para demonstran dalam memperjuangkan kepentingan rakyat tidak terjebak dalam aksi - aksi yang anarkis, melanggar hukum dan bertindak diluar kepatutan. Oleh karena itu, para mahasiswa dan buruh harus senantiasa waspada. Jangan mudah terpancing atau terprovokasi oleh siapapun, termasuk aparat keamanan yang mestinya hanya bertugas mengamankan dan menjaga ketertiban. Perjuangan mahasiswa harus dilakukan bukan hanya lewat aksi - aksi parlemen jalanan, tetapi juga dengan cara - cara elegan dan lebih mengedepankan intelektualitas. Misalnya dengan berdialog, beradu argumen dan mencari solusi terbaik terhadap suatu masalah. Hukum pun menjamin hak untuk berkumpul dan menyatakan pendapat. Tapi ingat, jangan sampai anarkis dan melanggar hukum.

Mata Pelajaran Pendidikan Anti Korupsi

Kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kepmendikbud) bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mencanangkan pendidikan anti korupsi di setiap jenjang pendidikan mulai tahun ajaran baru 2012 / 2013, pada Juli mendatang.


Menurut Muhammad Nuh, pendidikan anti korupsi tidak bisa ditawar lagi dan mulai tahun ajaran baru pada Juli nanti, secara serentak akan diberlakukan di seluruh lembaga pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini berdasarkan fakta bahwa Kepmendikbud bersama KPK telah menandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) tentang kebijakan pendidikan anti korupsi.

Pendidikan anti korupsi merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belaja mengajar yang kritis terhadap nilai - nilai anti korupsi. Pendidikan anti korupsi tidak hanya sebagai media untuk mentransformasikan pengetahuan (kognitif), akan tetapi juga untuk menekankan pada upaya pembentukan (afektif) dan kesadaran moral dalam melawan segala bentuk perilaku menyimpang, khususnya korupsi.

Program pendidikan ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang bermoral baik dan berperilaku anti koruptif. Sebab, dengan begitu maka mereka akan terhindar dari berbagai macam sikap dan perilaku koruptif. Bahkan, ketika mendengar korupsi saja mereka sudah alergi.

Jika kita perhatikan bersama, pendidikan yang akan diterapkan oleh Kepmendikbud mempunyai tujuan yang sangat baik bagi masa depan bangsa dan negara. Kita patut memberikan apresiasi yang lebih terhadap hal itu. Pendidikan ini diharapkan bisa menjadi solusi yang tepat untuk memberantas kasus korupsi.

Namun, perlu kita ketahui bersama, bahwasanya setiap lembaga pendidikan pasti mengajarkan pendidikan moral / agama yang lebih menekankan moralitas religius. Sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga menengah ke atas kita semua sudah dijejali dengan pendidikan akhlak. Selain itu, sekolah - sekolah juga mengajarkan pendidikan kewarganegaraan yang mempelajari tentang tata cara dan etika yang benar dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Bahkan dalam pendidikan ini, para murid juga sudah dikenalkan berbagai macam undang - undang negara yang bisa dijadikan sebagai pedoman dan pandangan hidup.

Jika kita telaah bersama, tentunya materi - materi yang diberikan sekolah - sekolah ssudah cukup mewakili untuk membentuk karakter para muridnya. Semua itu tergantung pihak - pihak yang mengelola sekolah tersebut. Apabila mereka mampu mengatur dan mensiasatinya dengan baik, maka hasilnya juga akan baik, demikian pula sebaliknya. Namun pada kenyataannya, pendidikan yang diajarkan sekolah - sekolah belum berhasil dengan maksimal, hanya sebagian saja. Sebab, setelah dihadapkan dengan dunia pekerjaan, banyak diantara mereka yang kehilangan moral positifnya. Akibatnya, segala tindakan dan perilakunya tidak terkontrol dengan baik.

Jadi, apabila Kepmendikbud tetap bersikukuh untuk menerapkan gagasannya, maka hal itu hanya "sia - sia". Apalagi, pendidikan anti korupsi akan diterapkan sebagai kurikulum wajib. Maka hal itu bisa saja menjadi beban bagi para pelajar. Sebab, untuk menhadapai mata pelajaran yang termasuk dalam ujian nasional saja, mereka sudah kebingungan. Apapun pendidikan itu, akan tetapi pihak yang mengelola lembaga pendidikan tidak bisa berperan dengan baik, maka hal itu percuma saja.

Dari berbagai uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan anti korupsi kurang efektif apabila diterapkan di sekolah - sekolah. Oleh sebab itu, Kepmendikbud perlu melakukan kajian ulang yang lebih dalam terhadap gagasannya tersebut sebelum diterapkan. Masih banyak hal lebih penting yang harus dilakukan.

Jika kita melihat realita yang terjadi, korupsi sudah termasuk dalam "extra ordinary crime" (kejahatan luar biasa). Korupsi sudah menjadi budaya dan makanan keseharian bagi para pejabat negara sehingga sulit untuk diberantas. Saat ini, korupsi tidak hanya ada di pemerintahan, tetapi sudah terjadi di berbagai lini, termasuk di lembaga pendidikan.

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwasanya dana yang digunakan untuk pembangunan sekolah telah banyak dikorupsi. Salah satu contohnya adalah penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS). Sudah bukan rahasia lagi, pelaksanaan dana BOS telah banyak diselewengkan karena memberi kesempatan bagi kepala sekolah maupun para guru untuk melakukan korupsi. Sehingga, hal ini akan muncul anggapan bahwa dana untuk pendidikan anti korupsi bisa saja dikorupsi oleh mereka.

Maka dari itu, alangkah baiknya jika diberantas lebih dulu para koruptornya. Setelah itu, barulah pendidikan anti korupsi direalisasikan. Perlu formulasi yang tepat dan akurat untuk melaksanakannya. Akan lebih efektif jika pendidikan anti korupsi ini diberikan terlebih dahulu kepada para pendidik. Sebab, masih banyak guru di Indonesia yang melakukan korupsi. Dengan demikian, maka mereka akan mengetahui berbagai jenis korupsi dan hukumannya. Sehingga, mereka akan terhindar dari tindakan dan perilaku koruptif. Sebab, lembaga pendidikan tidak akan mengalami kemajuan jika masih dihuni oleh para koruptor.

Menurut Frans Magnes Suseno, "Ada tiga sikap moral fundamental yang dapat menghindarkan seseorang dari tindakan korupsi. Yaitu kejujuran, keadilan dan tanggung jawab". Ketiga sikap inilah yang akan melahirkan generasi yang baik, sehingga bisa dijadikan bekal ketika mereka memegang jabatan / kekuasaan.

Dari perkataan tersebut, secara jelas menunjukkan bahwa seorang guru harus memiliki sikap yang jujur, adil dan bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya. Sebab, jarang sekali guru yang memiliki karakter seperti itu.

Ayah dan Anak Tersambar Petir Di Belakang Rumah

Nasib naas dialami Kauzan (65) warga Desa Kepuk, RT 04 / RW 01, Kecamatan Kota Jepara. Selasa (27/3) sore, Kauzan tewas seketika disambar petir ketika sedang menemani anaknya menimba air di sumur yang berada di belakang rumahnya.


Beruntung, dalam kejadian tersebut, anak korban, Rohmadi (15) yang saat itu berada di dekat bapaknya selamat dan hanya mengalami luka bakar walau sempat pingsan beberapa saat. Istri korban, Sudarmi (60) tak henti - henti menangis meratapi nasib tragis yang menimpa suaminya.

Keterangan yang berhasil dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, sore itu ketika kedua korban berada di sumur belakang rumahnya cuaca sedang gerimis. Kedua korban waktu itu sedang menimba air untuk mengisi bak mandi.

Namun, tanpa diduga tiba - tiba terdengar suara petir menggelegar. Saat bersamaan, mereka terkapar akibat petir yang menyambar. Istri korban yang mendengar suara petir di belakang rumahnya bergegas mendatanginya.

Betapa kagetnya, ketika melihat ke arah sumur ternyata suami dan anaknya sudah tergeletak. Takut terjadi sesuatu, Sudarmi berteriak minta tolong. Tidak berselang lama, beberapa tetangganya berdatangan menggotong dua korban ke dalam rumah.

Setelah diperiksa, ternyata Kauzan sudah meninggal dengan luka bakar di bagian punggung dan pantat. Sedangkan Rohmadi hanya mengalami luka bakar pada bagian pantat dan sempat pingsan beberapa saat.

Petugas medis dari puskesmas setempat yang melakukan pemeriksaan, menyatakan Kauzan meninggal akibat disambar petir. Sedangkan Rohmadi akhirnya siuman setelah dilakukan pertolongan.

"Saya tidak mengira suami saya akan meninggal dengan cara seperti ini. Sebenarnya ia hanya menemani anaknya yang akan mengisi bak mandi," terang Sudarmi sedih.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis dan petugas kepolisian, sore itu juga jasad korban dimakamkan di pemakaman desa setempat. Akibat sambaran petir yang menewaskan Kauzan ini, pohon pisang yang ada disamping kamar mandi roboh.

Pelajar Gantung Diri Karena Tidak Dibuatkan Sarapan Pagi

Warga Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, Rabu (28/3) pagi, geger. Seorang warga setempat, Wahyu Saputra, ditemukan tewas gantung diri di rumahnya. Diduga kuat, pelajar kelas 3 SMP tersebut nekat melakukan gantung diri karena tidak dibuatkan sarapan oleh orang tuanya.


Informasi menyebutkan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh ayah korban, Mrajak (60). Ketika itu, sekitar pukul 07.30 WIB, saksi kebingungan mencari korban yang tak kelihatan batang hidungnya setelah beberapa saat sebelumnya sempat meminta dibuatkan sarapan oleh ibunya, Sadiyem (55).

Penasaran dengan hal tersebut, saksi mencoba mencari di rumah teman dekatnya. Karena tidak ditemukan, saksi kemudian menghubungi ponsel milik korban. Meski tersambung, namun tidak diangkat oleh korban.

Hal tersebut membuat saksi semakin curiga yang kemudian pulang untuk melakukan pengecekan di rumah. Sesampainya di rumah, saksi langsung melakukan pengecekan di tempat korban biasa tidur. Dan ternyata benar, ruangan tersebut dalam keadaan terkunci dari dalam.

"Bersama warga, saksi kemudian mendobrak pintu tersebut dan menemukan korban sudah dalam keadaan tewas gantung diri," ujar Kapolsek Trucuk AKP Teguh Yuwono mewakili Kapolres Klaten AKBP Kalingga Rendra Raharja.

Tak lama kemudian, imbuh AKP Teguh, dia dan beberapa anggotanya tiba di lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi. Tak ingin kecolongan, aparat juga mendatangkan dokter dari puskesmas setempat untuk melakukan visum terhadap korban.

"Hasil olah TKP dan visum tidak ditemukan adanya tanda mencurigakan maupun adanya penganiayaan," tambah AKP Teguh.

Hal senada juga diungkapkan beberapa saksi yang berada di lokasi kejadian yang mengatakan niat korban bunuh diri sudah berulang kali dilakukan. Namun selama ini, aksi tersebut berhasil digagalkan. Yang terakhir, korban berusaha bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke dalam sumur.

"Tidak ada yang tahu latar belakangnya apa, kemungkinan karena tidak dibikinkan sarapan oleh orang tuanya. Mungkin kagol karena nasi dan lauknya belum matang dan dia keburu berangkat sekolah mas," kata Samidi (53) seorang tetangga korban.

Siswi SMP Ikut Pesta Miras

Dua remaja putri berusia 14 tahun, CP dan DS, diciduk polisi saat sedang berpesta minuman keras bersama tujuh teman prianya. CP saat ini masih duduk di kelas 8 atau kelas 2 sebuah SMP Negeri di kota Semarang.


Mereka ditangkap polisi saat minum minuman keras di Jalan Gedongsongo, Semarang Barat, Minggu (25/3) sekitar pukul 21.00 WIB. Mereka yang belakangan diketahui sebagai anggota 'Geng Cokor' itu terlihat membawa sebuah DVD player. Polisi yang memeriksa kesembilan remaja itu akhirnya mengungkap bila mereka baru saja membobol kantor SMA Widya Wiyata, Jalan Gedongsongo, tak jauh dari tempat mereka nongkrong.

Kapolsek Semarang Barat, Kompol Dony Suharjo mengatakan, pemeriksaan yang akhirnya ditindak lanjuti dengan penangkapan kesembilan remaja itu bermula adanya laporan masyarakat di sekitar lokasi. "Minggu (25/3) malam, seorang warga memberi informasi bila ada sekelompok remaja sedang pesta miras. Mereka sempat diminta oleh warga untuk segera pulang, namun pelaku justru mengamuk dan mengancam warga dengan celurit," kata Dony, saat ditemui di Mapolsek Semarang Barat, Selasa (27/3).

Menurut Dony, saat itu sejumlah petugas langsung diterjunkan ke lokasi kejadian. Sesampainya disana para remaja diinterogasi dan akhirnya mengaku bila mereka baru saja membobol SMA Widya Wiyata. Para pelaku merusak gembok ruangan dan berhasil menggasak sebuah kipas angin dan DVD Player.

"Setelah diperiksa lebih lanjut, pencurian itu dilakukan oleh dua orang yang merupakan pimpinan geng cokor. Sementara tujuh remaja lain tidak terlibat pencurian itu namun hanya ikut minum - minuman keras di lokasi kejadian," ungkap Dony.

Kedua pelaku pencurian itu yakni Gery Lineker (21) dan Yudi Pratama (19), keduanya warga Gisikdrono, Semarang Barat. Gery diketahui telah masuk - keluar sel Mapolsek Semarang Barat sedikitnya empat kali karena terlibat kasus pemerasan, pencurian, dan kasus lainnya. Sementara lima remaja lain yang turut diciduk polisi yakni WR (19), BA (14), MRA (16), Bagus Suryo (17), dan Lambang Budi Anggoro (19), seluruhnya warga Gisikdrono.

"Proses hukum terhadap kasus pembobolan kantor SMA hanya dikenakan kepada Gery dan Yudi. Sementara lima remaja putra dan dua remaja putri itu kami beri pembinaan lalu dikembalikan ke orang tuanya masing - masing," terang Kapolsek.

Remaja putri yang diciduk polisi, CP mengaku, ikut nongkrong dan minum - minuman keras lantaran sungkan dengan teman - temannya. "Kalau tidak ikut minum nanti saya dikira tidak ngajeni (menghargai) teman - teman," ujarnya.

Tato: Antara Stigma Masyarakat, Seni dan Religi

Tak bisa diingkari lagi. Tato telah semakin menjadi tren. Tak hanya para pesepak bola dunia dan kum selebritis tetapi juga anak - anak muda., khususnya yang tinggal di kota - kota besar. Cewek dan cowok tak ada bedanya. Kenapa tato jadi mewabah? Jawabnya tak cukup satu kalimat. Ada banyak pendapat yang saling melengkapi, namun tak jarang pula saling bertentangan bila sudah menyentuh aspek karakter, seni dan religi.


Dari banyak sumber didapat catatan. Asal mula tato bervariasi. Ada yang menyebut asalnya dari Mesir 3.000.000 tahun SM lalu yang ditemukan dalam tubuh mumi. Namun demikian, ada pula yang berpendapat tato berasal dari suku Maori sejak 12.000.00 tahun SM. Dalam bahasa Tahiti, Tattoo berasal dari kata 'tatu' yang artinya tanda. Hal tersebut dapat dilihat dari kesamaan gambar - gambar yang ada dalam Piramida di Mesir. Konon, karena bangsa Mesir suka mengembara , tato menjadi tersebar ke berbagai penjuru, khususnya Yunani, Persia dan Arab.

Saat kerajaan Roma berjaya, tato digunakan sebagai tanda pengenal khusus yang diperuntukkan bagi para budak dan tahanan perang. Tetapi di Amerika, mula - mula tato hanya diperuntukkan khusus bagi ternak sebagai penanda kepemilikan. Hal berbeda dilakukan suku Maori yang justru menganggap tato sebagai tanda kebaikan. Sedangkan para gengster Jepang yang dikenal dengan nama Yakuza, menggunakan tato sebagai penanda kepangkatan sekaligus penanda keluarga. Bagaimana dengan Indonesia?

"Dulu dianggap buruk karena sebagian besar ada pada para preman dan narapidana," ungkap Johan Sebastian, mahasiswa penggemar tato asal Jakarta. Menurutnya, tato tak berhubungan dengan stigma karakter apakah orang itu berperilaku jahat atau tidak. "Lihat saja para pemain sepakbola. Meski tubuhnya penuh tato tapi tetap berprestasi," tambahnya.

Sebuah catatan menyebutkan, rajah atau tato mulai merambah sampai ke China sekitar tahun 2.0000 Sebelum Masehi. Di negeri Tirai Bambu ini, istilah tato berubah menjadi Wen Shen. Saat dinasti Ming berkuasa pada 350 tahun yang lalu, tato lebih banyak digunakan oleh kaum perempuan agar wajah mereka terlihat buruk demi menghindari perkosaan yang kerap kali dilakukan pasukan kerajaan usai menang dalam sebuah pertempuran.

Dari perspestif agama tertentu, seni menggambar tubuh (tato) dianggap terlarang. Bahkan juga diharamkan karena dikategorikan sebagai tindakan melukai atau menyakiti diri sendiri. Akibatnya, image tato menjadi negatif sebab memakai tato dianggap melakukan pemberontakan terhadap tatanan sosial dan nilai agama. "Yang saya tidak mengerti, mengapa tato hanya dianggap menambah sensualitas ya?," tanya Emilia Priandari, mahasiswi UGM yang secara terbuka mengaku tidak suka melihat cewek bertato. "Yang berbahaya itu justru saat mereka mentato tubuhnya dengan jarum yang tidak steril, salah - salah bisa berakibat fatal," ujarnya.

Meski demikian, ia tidak sepakat bahwa para pemakai tato diberi stigma sebagi anak nakal yang berperilaku buruk. "Contohnya ya para koruptor itu. Meski tubuh mereka tak bertato tapi perilakunya bikin sengsara banyak orang. Apalagi di tengah kontroversi penaikan harga BBM yang memberatkan rakyat," imbuhnya.

Pendapat berbeda dikemukakan Panggah Kombang, seorang mahasiswa asal Solo. Ia merasa heran, mengapa anak -anak muda bisa begitu saja menggandrungi tato? Mungkinkah mereka hanya pengin meniru para selebritis perempuan bertato? Atau sekedar ingin tampil sangar? "Saya tidak berani menduga. Tetapi bagi saya, anak muda apalagi mahasiswa, tak boleh sekedar ikut - ikutan. Sebesar apapun tren yang sedang melanda harus tetap disikapi secara kritis," ujarnya. Kalau memang bertato bisa menjadi lebih prestatif, silahkan saja. Tapi kalau tidak, bisa - bisa dianggap sebagai kompensasi dari rasa ketidakpercayaan pada diri sendiri.

Tahun 1983, rezim Orde Baru melakukan operasi pemberantasan para preman lewat Petrus (Penembak Misterius). Ketika itu, hampir semua preman memakai tato dan dibunuh secara misterius di berbagai tempat. Ada yang tergeletak di tengah pasar, pematang sawah, pinggiran kota dan tempat - tempat lain yang mudah dilihat. Akibatnya, tak sedikit warga masyarakat yang bukan preman berusaha keras menghapus tato di tubuh mereka.

"Sekarang jauh berbeda. Tak semua anak muda bertato distigmatisasi sebagai preman," ujar Johan yang juga disetujui Emilia dan Panggah. Apalagi, bagi sebagian wanita, tato dianggap sebagi sarana untuk memperlihatkan estetika tubuhnya, meski sebagian lain perempuan mengatakan hal yang sebaliknya. Lalu siapa yang benar? Semuanya bergantung pada bagaimana cara seseorang berfikir, bersikap dan bertindak.

Ibu dan Anak Perempuan Dihajar Tetangga Sendiri

Kasus tindak kekerasan dialami Eko Ritayanti (47), dan Feny Sucianti (21). Ibu dan anak itu menjadi korban penganiayaan sepasang suami istri, Andreas (35) dan Fen Fen (32). Kedua pelaku merupakan tetangga korban dan tinggal di Tanggulmas Barat Gang 11 nomor 464 Panggung Lor, Semarang Utara.


Kepada sejumlah wartawan di Polrestabes Semarang, keduanya mengaku menjadi sasaran pemukulan kedua pelaku. Bahkan dalam aksi tersebut, korban hampir d1tel4nj4ng1 dan hanya mengenakan pakaian d4l4m.

Penganiayaan terjadi dirumah korban di Jalan Tanggulmas Barat Gang 11 Tanahmas, Panggung Lor, Semarang Utara. "Kami dipukul menggunakan tangan. Saya mengalami luka memar pada bibir dan dahi. Sementara anak saya luka pada bibir, pipi kiri dan badan sakit," kata korban Eko Ritayanti (47) menjelaskan, usai melaporkan peristiwa itu ke Polrestabes Semarang.

Penganiayaan bermula, saat korban Eko Ritayanti memarahi anaknya, Feny Suciati (21) dan cucunya Sisca (3). Dalam kondisi emosi, Eko Ritayanti mengaku membanting pintu rumah dan masuk ke dalam rumah. Dengan marah, Andreas menarik baju korban Eko Ritayanti dan memukulnya. "Sepertinya salah paham, saat itu ibu marah ke kami. Seketika, dia menghentikan sepeda motornya, dan marah - marah. Dengan cepat dia menarik dan memukul," tambah Feny.

Upaya perlawanan tak mampu dilakukan Ritayanti. "Baju ibu ditarik sampai robek. Dengan kondisi hanya memakai p4ka14n d4l4m, pelaku menarik ibu saya keluar dan memukulinya. Saya berusaha membantu ibu melerai, tapi ikut dihajar. Selang beberapa saat, istri pelaku (Fen - Fen) juga datang ke rumah. Bersama - sama, mereka ikut memukuli kami, kata Feny.

Kasus penganiayaan tersebut terjadi di depan anak Feny, Sisca (3) atau yang juga cucu Eko Ritayanti. Sejumlah warga sekitar yang mengetahui peristiwa itu langsung datang ke rumah korban, dan segera menghentikan aksi tersebut. Akibat pemukulan, kedua korban menderita memar pada wajah dan sekujur tubuhnya. Selain memukul, pelaku Andreas juga mengancam akan membunuh. Atas tindakan kekerasan tersebut, hingga kemarin, polisi masih menyelidiki kasusnya.

BBM Naik, Sepeda Motor Diburu

Sejumlah produsen sepeda motor merasa diuntungkan dengan rencana kenaikan BBM bersubsidi pada April mendatang. Hal itu mengingat masyarakat akan lebih memilih menggunakan jenis produk itu dibanding mobil.


Aries April Rianto, Area Marketing Development Yamaha Semarang dan Kudus, menyampaikan, pihaknya tidak terlalu khawatir dengan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan diberlakukan bulan depan. "Kenaikan harga BBM ini sebetulnya justru bisa membuat masyarakat beralih menggunakan kendaraan roda dua dibanding dengan kendaraan roda empat. Kami juga tetap optimis mampu mencapai target penjualan sebanyak 6.500 hingga 7000 unit perbulan pada tahun ini di wilayah Semarang dan Pati," ujarnya.

Dia menjelaskan, pada Februari hingga Maret misalnya, pihaknya justru mencatat terus terjadinya peningkatan penjualan sekitar 35% dibandingkan dengan bulan - bulan sebelumnya. "Isu kenaikan BBM ini justru tidak memberikan dampak terhadap penurunan penjualan kendaran bermotor," ucapanya.

Aries menyatakan, penjualan kendaraan bermotor merek Yamaha tercatat semakin meningkat setelah diluncurkannya produk motor Yamaha baru, yaitu Mio J, dengan kelebihan yang dimiliki adalah hemat bahan bakar sebesar 30 persen dibanding dengan konsumsi bahan bakar pada sejumlah jenis motor lain. "Anggapan masyarakat selama ini, sepeda motor matik itu lebih boros. Tetapi, setelah diluncurkannya Mio J ini membuktikan bahwa motor matik tidak selalu boros, bahkan bisa lebih hemat dalam konsumsi bahan bakar," katanya.

Senada, Marketing Promosi Honda Sales Operator Semarang, Thomas Wahyono, menuturkan, rencana pemerintah menaikkan harga BBM pada April mendatang dinilai akan sangat menguntungkan bagi penjualan sepeda motor Honda.

Pasalnya, dengan penghitungan tarif transportasi umum yang juga akan mengalami kenaikan, masyarakat justru akan lebih memilih memiliki sepeda motor sendiri dengan teknologi irit bahan bakar. "Disini, Honda justru akan diuntungkan, karena honda memiliki semakin banyak varian dengan teknologi tinggi yang dapat dijadikan pilihan bagi masyarakat dalam memiliki kendaraan berteknologi maju dan menjanjikan hemat bahan bakar," terangnya.

Thomas mengungkapkan, produk unggulan yang telah dimiliki tersebut antara lain adalah Honda Vario Injection yang tercatat hanya menghabiskan 1 liter bahan bakar untuk jarak tempuh mencapai 78 kilometer, dan Honda Beat non - Injection yang hanya menghabiskan konsumsi bahan bakar 1 liter untuk jarak tempuh sepanjang 73 kilometer.

"Motor matik Honda sudah tercatat mampu memberikan kontribusi seluruh penjualan motor Honda sebesar 50 persen dibandingkan dengan produk motor bebek sebesar 30 persen dan sisanya pada jenis sport sebesar 20 persen," tuturnya.

Adapun, dengan rencana kenaikan harga BBM, organisasi angkutan darat (Organda) di sejumlah daerah tercatat telah merencanakan kenaikan tarif angkutan umum sekitar 30 - 35 persen.

Menu Nasi Goreng Khas Indonesia

Bosan dengan masakan modern yang bertumpu pada kompor gas? Anda bisa mencoba menu masakan trasional satu ini, yang dimasak menggunakan kayu bakar. Masakan tersebut adalah Nasi Goreng dan Babat Gongso di warung 'Nasi Goreng Redjeki'. Warung tersebut terletak di pasar semawis atau Waroeng Semawis yang berada di Jalan Gang Warung, di daerah Pecinan, Semarang. Warung ini buka antara pukul 06.00 hingga 22.00 WIB.


Pemilik Nasi Goreng Redjeki mengungkapkan, dirinya memasak dengan bahan bakar kayu untuk menunjukkan konsep tradisional kepada konsumen. "Indonesia mempunyai beraneka ragam masakan tradisional. Sayang, kalau tidak diperkenalkan kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung," ujarnya saat ditemui di warungnya baru - baru ini.

Dari tekad itulah, Sri membuat berbagai menu. Ada nasi goreng dengan pilihan isi daging seperti babat, limpa, ati, paru. Ada pula menu babat gongso. Menu - menu tersebut merupakan resep asli Indonesia yang diperolehnya secara turun temurun. "Resep ini saya dapatkan ketika membantu nenek semenjak kecil," ungkap salah satu lulusan perguruan tinggi di Jepang ini.

Sri memaparkan, nasi goreng yang ditawarkan di warungnya dibuat dengan bumbu tradisional. Bumbu - bumbu terlebih dahulu diracik pada sebuah telenan. "Bumbu di deplok, bukan di blender. Agar rasa yang dihasilkan tetap alami," katanya.

Di seputar wajan yang bertumpu pada anglo, sesekali mengeluarkan asap dengan bau sangit cukup menyengat. Asap tersebut berasal dari kayu yang dibakar dalam proses memasak berbagai menu warungnya.

Ada perbedaan apabila memesan nasi goreng telur. Telur yang digunakan bukan berasal dari ayam, tetapi dari bebek. "Saya menggunakan telur bebek karena rasanya lebih enak dan istimewa. Jarang orang yang masak nasi goreng menggunakan telur bebek," terangnya.

Ketika masakan disajikan, konsumen benar - benar akan dapat menikmati kesan tradisional yang dihadirkan. Piring yang digunakan bukan berasal dari keramik ataupun plastik, tetapi dari tembikar tanah yang biasa orang menyebutnya layah. Tak hanya itu, layah tersebut dialasi dengan daun pisang. "Itu yang membuat rasanya menjadi lebih khas tradisional, sangit, tetapi enak dan mantap," jelasnya.

Untuk melengkapi menu makanan yang disajikan, anda tak perlu jauh - jauh mencari minuman ke warung yang lain. Di warung ini juga disediakan berbagai minuman spesial, seperti minuman jeruk yang segar. Ada pula minuman yang diramu dari jeruk pontianak dan jeruk keprok. Jeruk diperas dengan sebuah alat sehingga mengeluarkan sari jeruk. "Pelanggan dapat memilih sendiri jeruknya," tuturnya.

Minuman jeruk tersebut dapat dinikmati secara asli tanpa campuran gula. Namun, apabila berasa asam, dapat ditambahkan gula agar berasa manis dan lebih nikmat.

Panjat Genting, PNS Rekam Tetangga Lagi M4nd1

Wkwkwk.. Aksi seorang oknum PNS yang satu ini sungguh tak patut dicontoh. Menggelikan, karena tak mampu mengontrol n4f5u yang menguasai dirinya, seorang laki - laki yang tengah berusia 38 tahun yang telah memiliki seorang istri, Sut (36) dan 2 anak, masing - masing 15 tahun dan 1,5 tahun ini nekat melakukan hal saru yang biasanya dilakukan anak muda, yaitu ng1nt1p orang m4nd1. Tak hanya itu, dia juga merekam adegan tersebut menggunakan kamera HP Nokia bertipe 5230.


Adalah Maryanto, seorang PNS dari Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri yang tinggal di RT/RW 03/07 Dusun Kedungpring, Desa Ngunggahan, Kecamatan Eromoko. Pria tersebut merekam tetangganya sendiri, yaitu JPM, seorang wanita berusia 35 tahun yang menjadi tetangganya. Maryanto telah melakukan aksi tidak sopan tersebut sebanyak 3 kali, 2 kali aksi sebelumnya sukses dilakukannya. Namun sayang, aksi ketiga ini sepertinya dewi fortuna tidak berpihak kepadanya.

Malam itu, tepatnya hari Jumat kemarin sekitar pukul 18.30 WIB, Maryanto mengendap - endap keluar rumahnya menuju kamar mandi tetangganya yaitu JPM dengan misi ingin menyoting tetangganya tersebut sedang m4nd1. Namun misi diurungkan, karena suara gemiricik air yang didengarnya telah menipu dirinya, ternyata JPM sedang mencuci piring di kamar mandi tersebut, xixixi,, kasian.

Tiba - tiba Maryanto yang sedang kesal mendengar suara gebyar - gebyur dari dalam kamar mandi JPM, dengan penuh semangat Maryanto kembali melakukan aksinya itu. Pucuk dicinta ulam pun tiba, kali ini Maryanto dapat tersenyum lebar, ternyata JPM benar - benar tengah mandi. Segeralah HP Nokia 5230 kesayangannya digunakan untuk merekam tu6uh t3l4nj4ng JPM yang tersiram air sehingga membuat perasaan Maryanto semakin tidak karuan.

Untuk merekam peristiwa langka tersebut, Maryanto rela memanjat genting tetangganya dan membuka atapnya. Tak puas dengan hasil kamera yang terlihat buram, Maryanto yang telah menggebu - gebu mencoba mendekatkan alat perekam berupa ponsel lebih dekat kepada sasaran. Akhirnya Maryanto lebih nekat lagi, dia mencoba memasukkan tangannya yang memegang ponsel menjulur melalui lubang di bawah blandar.

Seperti kata pepatah, "Jadi orang jangan rakus". Karena aksi itulah, Maryanto ketahuan. JPM yang tengah asyik m4nd1, terkejut setengah mati manakala melihat sesosok tangan menjulur dari luar kamar mandinya dan membuatnya menjerit ketakutan.

Dua orang saksi mendengar jeritan JPM, mereka adalah Salino (60) dan Ikem (50). Mereka yang telah curiga dengan aksi aneh Maryanto akhirnya mencoba mengejarnya dan merebut hp yang digunakan untuk merekam JPM.

Malam itu juga kasus tersebut langsung dibawa ke Mapolsek Eromoko. HP, sebagai barang bukti diserahkan kepada polisi. Perkara tersebut langsung ditangani RPK Satreskrim. Maryanto mengakui bahwa dirinya naksir berat dengan JPM sejak lama, sayangnya ia hanya bertepuk sebelah tangan. "Maryanto saat ini telah resmi ditahan," ujar AKP Supriyadi.

Siswi SMP Diperkosa Di Sebuah Villa

Seorang siswi SMP berinisial MA (14), warga Kecamatan Tambakboyo, Ambarawa diduga diperkosa Han (16) pelajar sebuah SMK di Ambarawa yang tinggal di Dusun Golak, Kecamatan Bandungan.


Orang tua korban, IS (49), yang geram dengan ulah pelaku kemarin melaporkan kasus tersebut ke Polres Semarang. Sebuah sumber menyebutkan, kasus pencabulan tersebut berawal ketika korban diajak jalan - jalan oleh Han teman yang sudah lama dikenalnya pada hari jumat pukul 20.00 WIB.

Korban ketika itu tidak menaruh curiga sedikitpun dengan Han untuk berbuat jahat terhadapnya. Pasalnya saat mengajak jalan - jalan ke Bandungan, bersama dua teman laki - laki Han yaitu Ni, 16 dan Tif, 16.

Tanpa diketahui oleh korban, terlapor dan saksi membawa korban menuju ke sebuah villa di Kecamatan Bandungan. Di dalam villa tersebut mereka berempat sempat ngobrol - ngobrol beberapa jam, lalu kedua saksi yaitu Ni dan Tif pamit untuk keluar sebentar memanggil teman - temannya.

Ketika saksi sudah pergi, terlapor menggelandang korban masuk ke dalam kamar. Korban ketakutan dan akhirnya menuruti kemauan terlapor. Bahkan terlapor nekat memaksa korban untuk berhu6un9an 1nt1m.

Setelah saksi dan teman - temannya berdatangan, terlapor kemudian keluar dari kamar dan bergabung untuk pesta minuman keras bersama teman - temannya. Sementara korban tergeletak lemas di dalam kamar.

Keesokan harinya sekitar pukul 05.30 WIB korban diantar saksi pulang ke rumahnya. Orang tua korban yang sejak semalam mencari, curiga dan kemudian menginterogasi anaknya untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Awalnya korban menutup - nutupi kejadian di villa tersebut karena takut dimarahi. Namun korban akhirnya mengaku kalau dirinya dipaksa berhu6un9an 1nt1m oleh terlapor. Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke Mapolres Semarang.

Kasubag Humas, AKP Rita Setyorini mengatakan, kasus tersebut sedang ditangani di unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Semarang. "Kasus tersebut sedang ditangani oleh petugas di PPA," ujarnya.

Kompor Berbahan Bakar Ketela Pohon (Bioetanol)

Kian mahalnya harga bahan bakar minyak dan gas, ditambah kabar akan naiknya harga BBM 1 April mendatang, mendorong Nuur Hasyim alias Inung, warga Desa Dlangu RT 02 RW 02, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, mengembangkan energi alternatif.


Ide kreatifnya, adalah mengembangkan energi bioetanol. Zat ini menurut Nuur, merupakan ethil alkohol yang sangat efektif jika digunakan sebagai bahan bakar. Kelebihan paling mencolok adalah nilai oktannya yang sangat tinggi. Bioetanol memiliki angka research oktan di kisaran 108,6 dan motor oktan 89,7. Sedangkan nilai oktan pada premium yang dijual bebas berada pada level 88. (Pengertian mengenai oktan dapat dilihat disini).

Nilai oktan yang tinggi pada bioetanol tersebut tentunya akan berpengaruh pada tingkat efisiensi ketika digunakan sebagai bahan bakar. Satu liter bioetanol setidaknya setara dengan sembilan liter minyak tanah.

Inung saat ini sedang mencoba mengenalkan bahan bakar bioetanol serta kompor ketela pohon kepada masyarakat Purworejo. Menurut dia, kompor ketela pohon yang pernah ditemukan oleh keponakannya, Arta Yunita, mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor) beberapa tahun lalu, akan dikembangkan di Purworejo.

Menurut Nuur, kompor ini sangat ramah lingkungan dan dijamin tidak akan terjadi ledakan karena bahan bakar minyak etanol dari bahan ketela pohon merupakan barang yang tidak berbahaya seperti minyak atau gas.

"Proses pembuatannya pun cukup sederhana. Ketela pohon atau bahan - bahan lain dengan kandungan karbohidrat dan glukosa tinggi dihaluskan lalu direbus. Bahan - bahan itu kemudian di ditambahkan enzim amilase dan diberi ragi. Setelah didiamkan sekitar tiga hingga empat hari untuk proses fermentasi, jadilah bioetanol," ujarnya.

"Untuk penyempurnaannya, bioetanol tadi dicampur batu kapur. Setelah jadi, tinggal diukur kadar etanolnya menggunakan alkohol meter, lalu dapat digunakan untuk bahan bakar kompor," tambahnya.

Dari hasil percobaan yang dilakukannya, selain hasil masakan tidak cepat gosong, etanol yang digunakan sangat irit, yakni 10 liter air yang dimasak hanya membutuhkan Rp 80 (delapan puluh rupiah), dari satu liter etanol yang dibeli dengan harga Rp 7400 per liternya.

Untuk pengembangan kompor berbahan ketela pohon di Purworejo, Nuur mengaku akan bekerja sama dengan para perajin kompor di wilayah Kecamatan Bayan yang sudah gulung tikar. Dalam waktu dekat, bersama rekan - rekannya juga akan mempromosikan kepada masyarakat agar beralih menggunakan kompor tersebut.

Dijelaskan Nuur, kompor berbahan bakar bioetanol ini harganya memang cukup mahal. Untuk saat ini kompor yang biasa dihargai Rp 130 ribu, dan yang lebih modern dihargai Rp 270 ribu. Dalam tiga hari ini sudah 30 kompor dipesan oleh para tetangga dan teman yang minat dengan kompor tersebut.

Partai Politik Tak Lagi Menarik?

Tak pelak lagi, partai politik (parpol) menjadi salah satu instrumen politik paling penting di negeri ini. Parpol dalam fungsi rekruitmen politiknya, telah menjadi "alat produksi" utama elit politik, baik di lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif. Hampir tidak mungkin seseorang menduduki jabatan publik tanpa dukungan partai politiik. Masalahnya, wajah parpol saat ini sangat buram. Pragmatis, oligarkis, nepotis, koruptif, transaksional, adalah sebagian dari perilaku parpol saat ini.


Sehingga, tidak mengherankan ketika survey yang dilakukan sebuah lembaga kajian (Center For Strategic and International Studies) bulan lalu mengungkapkan, hanya seperlima masyarakat Indonesia yang mengatakan kinerja parpol itu baik. Dengan kata lain, jelas peneliti Sunny Tanuwidjaja, tingkat sentimen anti partai politik di Indonesia sudah sampai titik yang mengkhawatirkan.

Lantas, bagaimana nasib negeri ini ke depan, jika pemroduksi elit politik sudah tidak dapat dipercaya lagi? Bagaimana kalangan anak muda sebagai penentu masa depan bangsa, menanggapi isu ini?

Ratna Ayuningtyas, mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dengan kritis menilai, keberadaan parpol saat ini di Indonesia sudah tidak efektif lagi. "Melihat kinerja parpol sekarang, saya memberikan mosi tidak percaya. Parpol sudah tidak menjalankan fungsinya, dan sudah dimonopoli oleh para petinggi parpol," terang Ratna.

"Pemilu nanti juga kemungkinan besar saya tidak akan memberikan hak suara saya, karena masih belum melihat gambaran ke depan. Tidak ada komitmen parpol yang dapat dipercaya, karena mereka hanya mengumbar janji pada saat pemilu, tanpa niat yang kuat untuk mewujudkannya," tambah Ratna.

Bagi Isma Ramadhani, mahasiswa Fisipol UGM, partai politik seharusnya adalah sekelompok orang yang mempercayai sebuah nilai, dan dengan nilai itu mereka melakukan sesuatu yang positif, seperti pelayanan sebaik - baiknya kepada masyarakat. Tetapi, tambah Isma, parpol sebagai kepanjangan tangan rakyat dan juga penyalur aspirasi rakyat, sekarang sudah berubah menjadi alat bagi orang - orang tertentu untuk mencapai kekuasaan belaka.

Pernyataan senada diungkapkan, Irawan Bayu Pratama, mahasiswa Hubungan Internasional UMY. Menurutnya, peran parpol hanya terlihat pada saat menjelang pemilu saja, mereka berlomba - lomba mencari suara agar mereka bisa meraih kekuasaan. "Fungsi parpol sebagai artikulasi, agregasi kepentingan rakyat dan juga penyalur aspirasi rakyat sudah teredukasi. Parpol sekarang hanya bersifat pragmatis," tambah Arizal, ketua IMM Fisipol UMY.

Shoim, aktifis HMI di Universitas Islam Negeri (UIN), menimpali, parpol saat ini hanya simbol kepentingan saja, dan bahkan saling menjatuhkan satu sama lain, sehingga jauh dari tujuan mensejahterakan rakyat. Azmi, mahasiswi HI UGM juga mengungkapkan, rekruitmen parpol pun tidak jelas sehingga nantinya menghasilkan kader - kader yang tidak berkualitas.

Tanggapan lebih keras datang dari Ekamara Ananami Putra, mahasiswa Jurusan Pemerintahan Fisipol UGM. Menurutnya, opini bahwa parpol sebagai sarang perampok berdasi telah berlaku di masyarakat. Kasus anyar Wisma Atlet Sea Games dan Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) misalnya, terindikasi terjadi praktek korupsi yang melibatkan petinggi partai.

Tetapi, Eka lantas mempertanyakan, apakah dengan demikian generasi muda harus membenci parpol, dan bersikap apolitis? Pertanyaan itu dijawabnya sendiri, tidak! "Bukan sikap yang tepat untuk membenci parpol atau apolitis. "Toh, yang rusak dan busuk itu bukan partainya, hanya sebagian orang - orang keblinger yang rusak dan busuk," ungkap Eka.

Senada, Bayu Mahasiswa Fisipol UMY, mengatakan bahwa peran parpol di Indonesia sangat penting. Arizal, pun masih percaya dengan eksistensi partai politik. "Tinggal kita memilih partai politik mana yang lebih baik". Arizal juga menambahkan bahwa sudah menjadi kewajiban kita untuk ikut berpartisipasi dalam siapa yang akan memimpin Indonesia kelak.

Ditemukan Alat Penghemat BBM

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sangat meresahkan masyarakat, terutama para pengguna sarana transportasi yang mana naiknya harga BBM berimbas dengan melambungnya pengeluaran hidup yang diperlukan. Untuk menanggulangi hal ini, masyarakat harus berpikir kritis, bagaimana melakukan penghematan.


Siswa SMA Muhammadiyah Kudus menangkap peluang menciptakan alat penghemat BBM yang harganya semakin mahal. Adalah siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Kudus yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) berhasil membuat dan mengembangkan alat penghemat BBM jenis premium. Alat yang sudah diujicobakan pada beberapa merek dan tipe sepeda motor tersebut dinamakan 'Pipa Huruf S'.

Menurut Wakasek bidang kesiswaan, ide pembuatan alat itu terinspirasi sistem kerja lampu Petromak. Dari pengamatan para siswa terhadap lampu yang menggunakan bahan bakar minyak tanah itu, terdapat pipa spiral yang mengubah minyak cair menjadi uap. "Ternyata sistem mengubah minyak cair menjadi uap mampu menghidupkan lampu petromak lebih lama," terangnya.

Dari pengamatan itu, lanjutnya, para siswa mencoba memasangkan pada sepeda motor. Dengan sedikit modifikasi, akhirnya terciptalah sebuah pipa tembaga dengan besaran lubang 3 milimeter sepanjang 30 centimeter yang kedua ujungnya dipasang spiral. "Setiap ujung pipa dipasang spuyer pada pipa masuk (input) diameter 5 milimeter dan spuyer keluar (output) 3 milimeter," ucapnya.

Selanjutnya, dari pipa spiral yang sudah dipasang spuyer tersebut dipasang selang sepanjang 3 cm untuk mengalirkan ke karburator. Dengan adanya dorongan minyak dari tangki dan hisapan dari karburator, maka akan mengubah minyak cair menjadi sebuah karburasi sederhana sebelum masuk ke karburator.

"Untuk diameter spiral dibentuk menggunakan benda silinder atau bisa menggunakan pipa paralon berdiameter setengah inchi (0,5 inchi)," tambahnya. Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan pada sepeda motor Honda Supra X 125 cc yang sudah dipasang alat tersebut, terjadi penghematan 26% yakni dari sebelum dipasang 1 liter mampu menempuh jarak 50 km menjadi 63 km.

Sedang pada Honda Kharisma 125 cc, dari 50 km per 1 liter menjadi 64 km per 1 liter atau hemat 28%. Menurut seorang guru pembimbing, Pipa Huruf S yang dikembangkan anak didiknya memiliki kelemahan terutama jika kendaraan berjalan pada jalan tanjakan atau kecepatan diatas 80 km/jam. Pada kondisi seperti itu, alat tersebut kurang berfungsi dengan baik.

"Alat penghemat ini lebih cocok digunakan di wilayah perkotaan yang jalannya relatif datar dan tidak membutuhkan kecepatan tinggi," jelas Riyan, siswa yang tergabung dalam KIR.

Dengan ciptaan awal alat penghemat BBM, Wakasek Muhyiddin berharap para siswa terus mengembangkan dan melakukan penyempurnaan. Jika alat ini benar - benar permanen, artinya, sudah sempurna bisa membantu masyarakat menghemat pengeluaran untuk membeli BBM.

"Ini sebuah sumbangsih dari anak bangsa yang masih duduk di bangku SMA untuk masyarakat banyak. Kami berharap ada dukungan dari masyarakat demi sempurnanya kreasi anak didik kami," pungkasnya.

Elpiji 12 Kg Meledak, 2 Tewas & 8 Luka

Bocah perempuan berusia empat tahun Hasti Virya, dan wanita berusia 56 tahun, Sudarti, tewas tertimpa dinding dan atap rumah yang ambrol akibat diguncang ledakan keras. Peristiwa ini terjadi di Parakan, Temanggung, jumat dini hari. Ledakan keras disusul runtuhnya rumah tersebut juga menyebabkan delapan orang terluka. Hingga jumat siang, tiga korban masih dirawat di RSK Ngestiwaluyo, Parakan. Keterangan yang dihimpun menyebutkan, ledakan terjadi di rumah pasangan Hadi Rusmin (62) di RT 03 RW 14 Dusun Coyudan, Kelurahan Kauman, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.


Rumah Hadi terletak di kawasan padat penduduk dan sebagian rumah warga merupakan bangunan semi permanen. Sekitar pukul 02.00 WIB, istri Hadi Rusmin, Suwarti, menyalakan kompor gas untuk merebus air. Suwarti merupakan penjual jamu gendong dan mempersiapkan dagangannya sejak dini hari. Mennurut Tusriyati (38), tetangga korban, saat Suwarti menyalakan kompor, terjadi ledakan keras. Kerasnya ledakan membuat rumah dua lantai yang dihuni pasangan Hadi Rusmin - Suwarti roboh dan menimpa dua rumah tetangganya, yakni rumah Asdulah (60) dan rumah Pardi (50). Rumah Asdulah roboh total, sedangkan rumah Hadi Rusmin, pada jumat siang dirobohkan karena dinilai mebahayakan.


Reni (27), tetangga Hadi, mengatakan, dini hari itu ia mendengar suara ledakan keras. "Suaranya seperti bom," ujarnya. Suara ledakan itu diikuti suara gemuruh. Ketika keluar rumah, Reni melihat tiga rumah tetangganya rusak. Sementara Mualimin (34), menantu Hadi Rusmin, terlempar hingga ke dekat rumah Reni atau sejauh sekitar 3 meter. Setiap malam, Mualimin dan istrinya, Sabaniyah (35), tidur di kamar di lantai dua rumah Hadi. Pasangan ini merupakan orang tua Hasti Virya. Sabaniyah mengaku tak memiliki firasat apa pun terhadap kejadian ini. Saat ditemui, wanita yang tengah hamil enam bulan tersebut masih sedih karena kehilangan putrinya.


Gelegar suara ledakan juga membangunkan warga. Mereka berdatangan ke lokasi kejadian dan menolong para korban. Seluruh korban dilarikan ke RSK Ngesti Waluyo, Budiyanto, mengatakan korban atas nama Sudarti dan Hasti Virya tiba di rumah sakit dalam kondisi telah tewas. Sementara pada korban luka - luka, tiga diantaranya menjalani rawat inap. Ketiga korban yang dirawat di RSK Ngesti Waluyo adalah Asdullah yang menderita di luka tangan, Mualimin (34) ruka robek di pelipis, dan Wartini (60), luka bakar di wajah, tangan, sebagian punggung dan kaki.


"Luka bakar tersebut grade I, yakni di bagian kulit ari yang mengelupas. Luka bakar ini rentan terhadap infeksi maka saat ini perlu menjalani perawatan di ruang isolasi," katanya. Wakil Bupati Temanggung, Budiarto, mengatakan, pemkab akan membantu biaya pengobatan di rumah sakit. Budiarto juga menghimbau masyarakat untuk berhati - hati jika akan menyalakan kompor gas. "jika bau gas harus dicek lebih dahulu apakah ada kebocoran," katanya. Direktur RSK Ngesti Waluyo, Lilik Setyawan, seusai mendampingi Wakil Bupati Temanggung , Budiarto, melihat kondisi pasien mengatakan Wartini mengalami luka bakar sekitar 30 persen di bagian tubuhnya.

Polisi Gerebek Praktek Aborsi

Sepandai - pandainya menyimpan bangkai, akhirnya tercium juga. Istilah ini tampaknya tepat dialamatkan kepada dokter berinisial RJ yang selama ini diduga melakukan praktek aborsi. Setidaknya praktek kotor ini sudah dilakukannya hampir 30 tahun lebih.


Tapi akhirnya, praktek yang dilakukan dokter spesialis kandungan senior, di Jalan Gatot Subroto No 12 A, Kelurahan Gunung Simping, Kecamatan Cilacap Tengah ini digerebek polisi. Jajaran polres Cilacap telah menetapkan dokter tersebut sebagai tersangka.

Selain RJ, polisi juga menetapkan lima tersangka lainnya, yakni Dw, wanita muda warga Randudongkal, Pemalang yang menggunakan jasa RJ untuk menggugurkan kandungannya. Berikutnya adalah HRK, SM, AJ dan NK. Keempat pemuda ini merupakan teman - teman Dw yang mengantarkannya ke rumah sang dokter. Mereka mengaku membayar Rp 2 juta kepada dokter RJ untuk menggugurkan kandungan Dw.

Para tersangka kini diamankan di Mapolres Cilacap, kecuali dokter RJ yang kini menderita depresi berat dan harus menjalani perawatan di sebuah rumah sakit. Polisi enggan menyebutkan dimana RJ diamankan, apakah di Cilacap atau di Banyumas.

"Kami masih mengembangkan kasus ini, sehingga jumlah tersangka masih bisa bertambah," tegas Kapolres Cilacap AKBP Rudi Darmoko melalui Kasubag Humas AKP Siti Khayati kepada wartawan di lokasi pembongkaran septic tank di rumah praktek dokter RJ.

Ratusan warga di sekitar rumah dokter RJ, saling berdesakan menyaksikan pembongkaran septic tank di rumah yang sudah dikelilingi garis polisi itu. Dari hasil pembongkaran, ditemukan puluhan tulang - belulang bayi. Polisi yang sebelumnya menduga bahwa janin - janin hasil aborsi dibuang di septic tank, ternyata benar. Kini, tulang - belulang itu berikut peralatan kedokteran yang digunakan oleh dokter RJ untuk melakukan praktek pengguguran kandungan, diamankan sebagai barang bukti.

Siti Khayati mengemukakan, pengungkapan praktek aborsi tersebut berkat laporan masyarakat. "Polisi bertindak setelah ada laporan dari masyarakat yang mengetahui dokter RJ biasa menangani praktek aborsi," ujarnya.

Perbuatan tersangka, lanjut Siti Khayati, melanggar Pasal 194 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan subsider Pasal 348 KUHP. Para tersangka diancam hukuman 10 tahun penjara dengan denda Rp 1 miliar.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dr Bambang Setyono, mengatakan, pihaknya akan mengedepankan azas praduga tak bersalah sebelum menjatuhkan sanksi.

"Dokter RJ merupakan dokter senior di Cilacap dan sudah lama membuka praktek. Karena itu, kita akan menunggu proses persidangan untuk menjatuhkan sanksi," tandasnya.

BBM Naik, Ancaman Terjadi Banyak PHK

Pemerintah memang belum secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM. Namun bayang - bayang bencana sudah mulai menghinggapi kalangan buruh. Kenaikan harga BBM otomatis akan membuat kebutuhan hidup buruh ikut melonjak, sementara di satu sisi upah mereka masih minim.


Seperti yang terjadi pada buruh pabrik rokok di Kudus. Sejauh ini saja mereka sudah terseok - seok dan terancam dirumahkan karena perusahaan mereka kesulitan dalam menjalankan bisnisnya. Terlebih jika harga BBM naik, sudah pasti perusahaan tambah kesulitan dan melakukan PHK karyawan akan menjadi alternatif terakhir bagi perusahaan.

"Terang saja kenaikan BBM bikin kami ketar - ketir, karena bisa menghancurkan hidup kami. Sebab, biaya hidup yang harus kami keluarkan tentu semakin banyak dan tidak akan tercukupi dengan upah yang kami terima selama ini. Selain itu, perusahaan kami bisa bertahan tidak nanti," kata Kasminah, salah seorang buruh di sebuah perusahaan rokok yang ada di Kudus.

Salah satu biaya hidup yang akan melonjak adalah sektor transportasi. Padahal, setiap harinya para buruh sangat menggantungkan pada transportasi angkutan umum untuk berangkat dan pulang dari brak. "Sekarang untuk pulang pergi sehari kami harus mengeluarkan Rp 6 ribu. Padahal upah kami sehari hanya berkisar Rp 12 ribu. Lantas, berapa lagi yang harus kami keluarkan untuk ongkos angkutan bila harga BBM naik," tambah Sumiah, buruh lainnya.

Disinggung mengenai adanya skenario pemerintah yang bakal memberikan kompensasi atas kenaikan harga BBM, menurut para buruh bukan solusi yang tepat. Sebab, seringkali kompensasi berupa BLT yang dikucurkan pemerintah jumlahnya tidak seberapa dan pencairannya tidak bisa cepat. "Bahkan, seringkali BLT yang diberikan tidak merata. Ada yang dapat dan ada yang tidak," tandasnya.

Aktifis Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Kudus, Slamet Mahmudi mengatakan, dengan adanya rencana kenaikan harga BBM, harus ada negoisasi ulang terkait besaran upah buruh yang sudah terlanjur ditetapkan melalui UMK. Pemerintah dalam hal ini Dinsosnakertrans harus melakukan intervensi kepada pihak pengusaha agar menaikkan upah buruh sesuai persentase kenaikan harga BBM.

Pihak Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kudus, menyatakan, semua perusahaan anggota Apindo menggunakan BBM industri atau nonsubsidi. Hanya saja, imbas kenaikan harga BBM akan berpengaruh pada komponen usaha lainnya. "Kalau untuk BBM sendiri, bagi kami tidak ada pengaruhnya soal harga. Tapi, ada banyak komponen yang terpengaruh akibat kebijakan tersebut," tandasnya.

Ribuan buruh tekstil di kota Pekalongan akan 'sekarat' dan terancam sengsara, menyusul rencana kenaikan BBM bulan April mendatang. Bagaimana tidak? Belum benar terjadi kenaikan BBM, harga berbagai kebutuhan pokok di pasaran telah mengalami kenaikan mencapai 5 sampai 10 persen. Sehingga dipastikan, saat pemerintah nekat menaikkan BBM, kebutuhan pokok dipastikan lagi bakal naik mencapai 15 persen lebih. Buruh menilai, bohong besar jika estimasi pemerintah, berbagai kebutuhan pokok hanya mengalami kenaikan maksimal 7 persen saat BBM naik.

Tertarik Menjadi Model Meski Karirnya Di Dunia Kebidanan

Pembawaan yang tenang, postur tubuh yang proporsional serta didukung dengan parasnya yang cantik, membuat gadis ayu asal klaten ini tertarik untuk mendalami dunia modeling. Keinginan itu timbul lantaran selama ini Fiey, sapaan akrabnya, memang suka berpose narsis saat di depan kamera.


Namun demikian, Fiey yang saat ini juga kuliah dengan mengambil jurusan kebidanan di salah satu Perguruan Tinggi terkenal di Yogyakarta tak akan kecewa jika jalan hidup yang ia tempuh nantinya mengharuskan ia menjadi bidan profesional. "Bidan juga merupakan profesi yang mulia," katanya dengan senyum manis.

Saat ditemui pada sela - sela kuliahnya, Fiey yang berpenampilan sporty ini membeberkan obsesinya di masa mendatang. Ia juga mengatakan, di masa lalu ia pernah bercita - cita menjadi Kowad (Komando Wanita Angkatan Darat).

"Dulu sih enggak sempet kepikiran masuk di jurusan kebidanan, waktu kecil punya cita - cita menjadi Kowad, tapi waktu lulus SMA umurnya belum mencukupi, akhirnya memilih kuliah di kesehatan," papar gadis berusia 20 tahun ini.

Menurutnya, sewaktu kecil ia sangat berkeinginan menjadi seorang abdi negara dengan menjadi tentara wanita. Berangkat dari seorang ayah yang juga sebagai anggota TNI, membuatnya berkeinginan untuk meneruskan jejak sang ayah.

Diluar kesibukannya di kampus, Fiey yang saat ini sudah menginjak semester 6 sering mencari kesibukan yang positif, tentunya yang bisa membuat tubuhnya agar selalu fit dalam beraktivitas. Hobi olahraga renang membuatnya selalu merasa jarang sekali sakit.

"Untuk menjaga kondisi badan biar selalu bugar, saya sering olahraga terutama renang. Ada kegiatan siang atau malam, tidak membuat saya khawatir dengan kondisi kesehatan," ujar gadis yang menyukai film horor ini.

Saat ini sekiranya 1 tahun lagi, Fiey akan selesai mengenyam pendidikan di kebidanan terobsesi menjadi seorang dosen. Karakternya yang tegas dan lancar berkomunikasi, kiranya hal itu yang menjadi salah satu alasannya berkeinginan menjadi dosen di dunia kesehatan.

"Rencana kedepan, setelah lulus nanti pengin jadi dosen kesehatan, tapi sekarang ini hanya sebatas keinginan saja. "Untuk saat ini masih fokus ke kuliah," pungkas gadis ayu yang juga aktif di organisasi PA (Pecinta Alam) di kampusnya.

Cinta Gelap Eka Indah Jayanti Penuh Misteri

Jenazah Eka Indah Jayanti (27) wanita yang dibunuh pacarnya di Surabaya tiba di Grobogan dan dimakamkan di pemakaman umum Desa Tuko, Kecamatan Pulokulon, Grobogan. Korban tiba dari Surabaya pukul 02.00 WIB dini hari. Ratusan pelayat ikut menghadiri pemakaman gadis berwajah cantik tersebut.


Kasus meninggalnya alumni sebuah akademi bahasa asing di Yogyakarta tersebut menjadi pembicaraan masyarakat. Anak pertama pasangan Sutejo (54) dan Wagirah (50) itu dibunuh Emil Bayu Santoso (37), pria bersitri yang menjadi yang menjadi pacarnya, warga Jalan Kapas Krampung 210 Surabaya. Kemudian mayatnya dimasukkan di dalam potongan tabung pipa tiang reklame.

Ada cerita menarik sebelum korban dihabisi pria yang sudah beranak istri tersebut. Sekitar lima bulan lalu saat dijemput orang tuanya di Surabaya, kondisi tubuh korban kurus kering. Pada wajahnya ada beberapa luka seperti disulut api rokok, tulang tangan kanan korban patah dan kedua kakinya lebam. Korban diduga dianiaya pelaku.

"Yang menjadi curiga keluarga adalah, ketika sakitnya hampir sembuh, korban tanpa pamit orang tuanya pergi lagi menemui pelaku. Mungkin karena guna - guna pelaku. Pasalnya, ketika korban dalam perawatan di RS Solo, ada utusan pelaku datang dari Surabaya memberi amplop berisi uang Rp 1 juta. Setelah amplop dibuka, muncul bau wangi. Karena khawatir terjadi hal - hal yang tidak diinginkan, uang tersebut diamaljariyahkan ke masjid. Beberapa hari kemudian, korban seperti bingung lalu pergi ke Surabaya tanpa pamit," tutur paman korban, Shodiq (60).

Beberapa teman korban di Desa Tuko juga curiga, ketika korban pulang dijemput keluarganya dari Surabaya pada bulan Ramadhan Agustus tahun lalu. Selain tubuhnya tampak kurus, pada tangan korban terdapat bekas luka seperti sayatan silet.

"Saya menduga, hubungan dekat dengan pelaku, tidak hanya sebatas masalah asmara, tetapi ada masalah lain yang mengakibatkan korban tidak bisa lepas dari cengkeraman pelaku. Apalagi pembunuhan sadis itu juga melibatkan istri pelaku Patricia Yolansia Dahlia (29). Jelas pembunuhan itu tidak logis jika dikaitkan semata karena cinta segitiga," kata seorang teman dan tetangga korban yang tidak mau disebutkan namanya.

Dugaan itu juga dikaitkan dengan adanya empat orang laki - laki tak dikenal yang datang pada bulan Ramadhan lalu. Mereka memberitahukan selama korban di Surabaya dalam kondisi sehat. Keempat orang tersebut diduga hanya bertujuan mengamati dan mengawasi keberadaan korban.

"Hubungan cinta korban dengan pelaku jelas tidak wajar. Kenapa sudah dianiaya seberat itu korban masih tetap mendatangi pelaku? Saya yakin, hubungan korban dan pelaku tidak sebatas hubungan asmara," ucap warga tadi.

Sutejo (54), ayah korban menuturkan, sebenarnya sejak awal anaknya dilarang berhubungan dekat dengan pelaku. Alasannya pelaku beda agama dan belakangan diketahui sudah beranak istri. Namun karena tidak bisa dicegah, kedua orang tuanya tidak bisa berbuat banyak.

"Saya sendiri heran, mengapa anak saya bisa jatuh cinta dengan pelaku. Padahal penah dianiaya pelaku sampai masuk rumah sakit," ucap Plh UPTD Disperindagtamben Kecamatan Wirosari ini.

Ny Wagirah (50), ibu korban, minta kepada pihak berwajib untuk menghukum mati kedua pelaku. "Anak saya dibunuh sesadis itu. Pelakunya juga harus dihukum mati. Nyawa harus dibayar dengan nyawa," tutur ibu empat anak yang seharinya berprofesi sebagai guru SD Negeri Sugihan ini.

Belajar Sepakbola Cuma Bayar Rp. 2000

Sejak setahun terakhir, lapangan sepakbola Desa Tumpangkrasak, yang terletak di seberang Pabrik Gula Randeng Kudus, dipenuhi sekitar 150 anak dan remaja. Mereka belajar sepakbola dengan bimbingan pelatih Sutamto, didampingi asistennya, yakni Muhtarom, Pangestu, Sugiyono (pelatih kiper), dan Saeful Hadi (pelatih fisik).


Ya, itulah SSB atau sekolah sepakbola namun tak seperti lazimnya sekolah sepakbola di tempat lain. Sebab untuk bisa belajar di SSB itu tak perlu membayar mahal. Datang dan ikut latihan saja boleh. Sekedar mengisi kas dan itupun tidak mahal, cukup Rp. 2000.

"Karena SSB belum ada sponsor tetap, maka iuran Rp. 2000 itu sangat berarti, meski sekedar untuk biaya operasional. Sedang untuk keperluan lain seperti pembelian kaos, celana seragam, bola, hingga saat melawat ke tempat lain, itu semua dipikul bersama oleh seluruh pemain," tutur Sutamto kemarin.

Sutamto bukanlah sosok asing di komunitas bola, khususnya di Kudus. Pasalnya mantan anggota tim PSSI Yunior ini pernah memberi kontribusi merebut piala Coca Cola tingkat Asia di Jakarta. Tak heran jika Sutamto pernah malang melintang di Liga Indonesia I-VIII.

Dengan reputasi yang dimilikinya itu wajar kendati menggunakan tempat ala kadarnya, yakni di lapangan desa, sosok Sutamto mampu menyedot animo peminat yang besar. Saat ini tidak kurang dari 150 pemain yang digembleng empat kali dalam seminggu. Mereka dibagi menjadi tujuh kelompok umur (KU).

Kelompok - kelompok itu meliputi U-10 tahun dengan kelahiran 2002 sebanyak 15 siswa. U-11 dengan kelahiran 2001 sebanyak 20 siswa, U-12 tahun atau kelahiran 2000 sebanyak 30 siswa. U-13 tahun atau kelahiran 1999 sebanyak 22 siswa, U-14 tahun atau kelahiran 1998 sebanyak 15 siswa, kemudian U-15 tahun atau kelahiran 1997 sebanyak 35 siswa, dan U-16 tahun sampai U-23 tahun sebanyak 25 siswa.

Diantara pemain tersebut, sebagian besar ditetapkan sebagai siswa sekolah sepakbola (SSB) Jayeng Muda, yang diikutsertakan dalam berbagai event antar SSB tingkat kabupaten / kota hingga provinsi. Sedang yang berusia remaja hingga 23 tahun disiapkan untuk mengikuti berbagai kegiatan di tingkat sekolah masing - masing.

Menurut Sutamto, langkah yang ditempuh tim pelatih lebih dititikberatkan pada pembinaan sepakbola usia dini yang banyak sekali bermunculan di Kabupaten Kudus. "Mereka harus diberikan metode bermain sepakbola secara benar dan berkualitas. Materi itulah yang kami berikan disini (SSB)," tegasnya.

Meski SSB Jayeng Muda beserta pemain usia 16 tahun hingga 23 tahun berada dibawah tanggung jawab Kepala Desa Tumpangkrasak, namun para pemain tidak hanya berasal dari desa setempat. Sebaliknya, siswa dari SSB itu banyak yang berasal dari luar Tumpangkrasak.

Mengingat lapangan sepakbola Tumpangkrasak belum memenuhi persyaratan, tim pelatih memohon kepada pemerintahan desa setempat untuk membenahinya. Usulan pembenahan sudah disampaikan, seperti menambah panjang dan lebar lapangan, serta pembenahan gawang dan rumput.

"Pihak pemerintah desa nampaknya tidak keberatan, karena perluasan lapangan hanya akan melenyapkan beberapa ratus meter lahan yang berstatus tanah bondo desa," tambah asisten pelatih Muhtarom.

Anak Berkelamin Ganda, Orang Tuanya Bingung

Pasangan Andi Juandi (33) dan Mutmainah (33) masih kebingungan terkait jenis kelamin anaknya, Muhammad Hasbi Al Husaini (4). Sebab anaknya diduga mempunyai kelamin ganda (ambigus genitalia). Sedang untuk memastikan jenis kelamin yang dominan, perlu dilakukan tes kromosom dengan biaya sekitar Rp 1 juta. Pasangan pemulung dan buruh ini merasa berat dengan biaya tersebut.


Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purworejo, dr Darus, usai mengecek alat kelamin bocah itu, menjelaskan, perlu dilakukan tes kromosom. Setelah itu orang tua bisa mengarahkan kebiasaan dan perilakunya sesuai hasil uji. Namun, tes tersebut belum bisa dilakukan RSUD Purworejo, melainkan di rumah sakit besar di Yogyakarta. "Orang tua sebaiknya jangan memaksakan perilaku Hesbi sebelum menjalani tes kromosom, lantaran sifatnya masih mungkin berubah ketika usianya sudah dewasa. Jika sudah jelas, baru bisa diambil tindakan termasuk dengan operasi," ungkapnya.

Derita ini memang tidak bisa diprediksi sebelumnya. Waktu itu, ketika dilakukan Ultrasonography (USG) kandungan Mutmainah, dokter menyatakan janin berjenis kelamin perempuan, karena tidak terlihat testis maupun kemaluan pria.

Kemudian, usai dilahirkan di Bandung, dokter dan keluarga bingung karena alat kelamin Hasbi tidak terbentuk normal seperti bayi lainnya. "Dokter mengatakan, ada semacam lubang dibawah kelamin, namun saluran uterus dan rahimnya tidak jelas. Sementara dikatakan lelaki, kemaluannya tidak berbentuk normal, testis juga tidak nampak," kata Mutmainah, sang ibu.

Saat berumur setahun, Hasbi dibawa pulang ke rumah kakeknya di RT 03 RW 02 Dukuh Grojogan, Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Ia menjalani hidup dan bermain dengan teman sebayanya. Hingga usia empat tahun, tidak ada yang berubah dengan kelaminnya. "Sampai sekarang, kemaluan pria tidak tumbuh normal, hanya seperti tonjolan kecil. Namun, Hasbi buang air kecil melalui tonjolan itu dan tidak pernah kesulitan atau sakit," ujarnya.

Keluarga sengaja tidak meneruskan pengobatan, setidaknya sampai menyelesaikan tes kromosom karena keterbatasan biaya. Selain Andi hanya pemulung dan istrinya buruh kerajinan rumahan yang penghasilannya pas - pasan, keluarga ini juga tidak terdaftar dalam kepesertaan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).

Andi Juandi mengaku bingung dengan masa depan Hasbi. Sebab, meski berdandan sebagai laki - laki dan gemar bermain bola, anak semata wayangnya itu juga kerap berperilaku seperti perempuan. "Kami bingung harus bagaimana, namun sementara Hasbi jadi laki - laki dulu karena dokter di Bandung mengatakan sifat anak itu dominan laki - laki. Dalam akta kelahiran, Hasbi juga berkelamin laki - laki," ucapnya.

Kakek Pemberani Terjun Dari Jembatan

Seorang kakek berusia 70 tahun bernama Bejo, tak semujur akhir nasibnya karena ditemukan berada di sungai setelah bunuh diri melompat dari Jembatan Ngemplak, Banjarsari, Solo kemarin siang. Meskipun sempat berhasil ditolong dari sungai, namun akhirnya justru meninggal saat dibawa dalam perjalanan ke rumah sakit.


Bermula karena sang kakek asal Nayu Timur RT/RW 01/VII Gilingan, Solo ini tak kuasa menahan tekanan batin yang telah mendalam kemudian aksi nekad bunuh diri itu lantas ia lakukan, keterangan tersebut didapat polisi dari mengorek informasi para tetangganya. Kejadian bunuh diri sang kakek tersebut terjadi, tepatnya pukul 11.30 WIB, siang itu sejumlah warga melihat  seorang kakek yang mondar - mandir diatas jembatan, namun para warga tidak mengetahui apa yang sedang dipikirkan kakek tersebut.

Tanpa sepengetahuan, tiba - tiba sang kakek telah raib entah kemana. Beberapa warga yang sedikit curiga bahwa sang kakek bunuh diri akhirnya mencoba menyisir mencari keberadaannya. Ternyata firasat warga benar, sang kakek akhirnya ditemukan di sungai tepat dibawah jembatan dalam kondisi terhanyut. Warga mendapati kakek tersebut dalam keadaan masih hidup. "Kondisinya tidak bergerak, namun masih jelas bahwa kakek tersebut dalam keadaan hidup karena nafasnya masih ada meskipun tersengal - sengal", ujar salah satu warga.

Suyatno (28) Warga Ngemplak, RT 03 / RW XV, Gilingan, mengaku melihat kejadian ini. "Dia hanya mondar - mandir sambil seperti memikirkan sesuatu. Jujur, saya tidak terlalu memperhatikannya, namun selanjutnya saya dan beberapa orang kaget saat melihatnya melompat ke tali," jelasnya.

Sementara itu Kapolsek Banjarsari, Kompol Andhika Bayu Anditama melalui Kanit Reskrim, AKP Edi Hartono menjelaskan, dugaan sementara korban memang melakukan aksi bunuh diri. Sampai saat ini pihaknya masih memeriksa pihak keluarga dan tetangganya untuk memperkuat dugaan tersebut. "Nyawanya melayang saat perjalanan ke rumah sakit. Kita akan selidiki kejadian ini, namun diduga kuat, kakek ini memang bunuh diri karena tekanan bathin," Jelas Edi.

Sepatu Lokal Kalah Bersaing Dengan Produk China

Seorang perajin sepatu lokal, Amanah Mulyono mengatakan, maraknya berbagai produk sepatu impor dari China dengan harga murah sangat mengganggu pemasaran sepatu - sepatu buatan lokal.


"Pemasaran sepatu lokal jadi lebih sulit dengan beredarnya sepatu impor dari China. Sepatu impor dari China memiliki model yang beragam dan harganya jauh lebih murah dari produk lokal, ujar pemilik industri sepatu dengan merek Jordan Amor, di Jl MT Haryono, Kampung Malang nomor 295, Semarang baru - baru ini.

Dia menambahkan, sepatu impor dengan harga yang murah cenderung lebih menjadi pilihan masyarakat. Padahal, secara kualitas masih jauh lebih baik produk lokal. "Produk sepatu lokal jauh lebih awet, karena dikerjakannya juga secara manual menggunakan tangan. Pengerjaannya juga jauh lebih rapi" katanya.

Namun, dia mengakui, produk lokal hingga kini masih belum mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat. "Tapi, kalau masyarakat sudah pernah memakai produk lokal. Baru nanti mereka akan tahu seperti apa kualitas sepatu - sepatu lokal," jelasnya.

Amanah menuturkan, produksi sepatu saat ini masih sangat bergantung pada pesanan dari pelanggan. Pasalnya, untuk merek yang diusungnya belum menyentuh segmen konsumen yang belanja di pertokoan. "Masih sangat bergantung pada pesanan, dalam sehari kami bisa memproduksi  sebanyak 20 pasang. Harga jualnya juga relatif terjangkau Rp 100.000 - Rp 250.000 per pasang," terangnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, Ihwan Sudrajat mengungkapkan, industri sepatu di provinsi ini masih jauh tertinggal dengan industri sepatu di sejumlah daerah lain seperti Jabar dan Jatim. Apalagi, produksi sepatu di Jateng masih belum masuk kriteria industri atau masih sebatas lingkup perajin. "Pesaing produk sepatu lokal ini adalah sepatu impor yang sekarang ini sudah mulai banyak masuk ke berbagai outlet pusat perbelanjaan. Ada sekitar 20 - 22 persen produk sepatu China di setiap outlet di Jateng," Jelasnya.

Dia menambahkan, untuk meningkatkan daya saing sepatu lokal, pihaknya berencana mengikutsertakan perajin dalam pameran yang bertema produk kulit yang akan digelar Disperindag. "Tahun depan kami berencana membuat pameran untuk diikuti perajin khususnya produk dari kulit, seperti sepatu dan tas," tuturnya.

Selain itu, Disperindag juga akan memberikan bantuan peralatan dan pelatihan bagi perajin sepatu yang jumlahnya sebanyak 40 perajin. "Provinsi jateng memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri sepatu, karena banyak industri sepatu disini, seperti logo New Era dan Kasogi," ungkapnya.

Sementara itu Disperindag Jateng merayakan hari sepatu nasional di halaman depan kantor itu, Jalan Pahlawan, Semarang. Ihwan menyatakan, perayaan pertama digelar di Jateng untuk mengingatkan  masyarakat agar mencintai produk sepatu nasional. "Indonesia memiliki industri sepatu yang sangat maju. Bahkan, banyak merek sepatu internasional memproduksi sepatunya disini," jelasnya.

Ihwan menyampaikan, industri sepatu Jateng ke depan bisa melakukan ekspor sepatu ke luar negeri yang selama ini belum pernah dilakukan. "Harga sepatu lokal yang dibanderol 80 - 90 dollar Amerika, bila masuk ke pasar luar negeri bisa mencapai 500 dollar Amerika," tegasnya.

Korban Penipuan Guru Cantik Bertambah

Suasana rumah guru cantik Hj. Luluk Fauziah SPdI (38) di Desa Triwarno RT 01 RW 02, Kecamatan Banyuurip, Purworejo, terlihat sepi.


Menurut tetangga Luluk, Sutarno (40), sejak pelaku penggelapan 26 mobil ditahan di Mapolres Purworejo , rumah itu kosong. Suami Luluk, Sudarno (44) bekerja sebagai PNS di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sidoarjo Jatim.

Kedua pasangan ini memiliki tiga anak, Lusi (17) kelas dua SMA, Faris (14) Kelas dua SMP dan Hanung (4). Luluk sendiri asli orang Sidoarjo lalu pindah ke Bantul. Setelah menikah dengan Sudarno warga Triwarno, ia tinggal di Triwarno Banyuurip sejak 10 tahun lalu.

"Bu Luluk itu orangnya tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga. Ia berangkat kerja pagi dan baru pulang kerja malam hari. Di mata kami ia memang hidup diatas standar umum. Di rumahnya setiap hari rata - rata ada dua mobil," ujar Sutarno.

Sementara itu Kepala Desa Triwarno W Subagyo (50) menjelaskan, Luluk memang orangnya tertutup dan jarang bergaul dengan masyarakat lingkungannya. Ditambahkan, sebenarnya ia sudah lama melakukan aksi penipuan. Yang jadi korban kebanyakan tetangganya sendiri bahkan ada saudaranya yang ikut tertipu.

Modusnya dengan membuka arisan sepeda motor. Setelah sejumlah uang disetorkan, ternyata nasabah tidak mendapatkan motor, namun uangnya digunakan pribadi. Bahkan buliknya Tuni (70) tertipu uang senilai Rp 6 juta dengan dalih setoran tabungan.

"Banyak tetangga yang jadi korban penipuan Bu Luluk. Nilai totalnya puluhan juta. Tak hanya warga Desa Triwarno, namun juga desa tetangga seperti Sukowaten, Candisari, Seboro Krapyak dan Borokulon," jelas Subagyo.

Diimbuhkan, selain modus penipuan dengan cara arisan sepeda motor, arisan mobil dan tabungan, ternyata cara yang digunakan menipu dengan dalih talangan ibadah haji, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Af-Kar Paket B fiktif dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Menurut Subagyo, bantuan dari DAK untuk pembangunan Masjid Al - Falaq Desa Triwarno senilai Rp 8 juta dari pemerintah hanya sampai di panitia Rp 1 juta. Bantuan untuk PAUD Desa Triwarno senilai Rp 35 juta hanya diberikan Rp 9 juta.

Perempuan Tewas Dicekik Di Kamar Hotel

Seorang perempuan tanpa identitas ditemukan tewas di kamar No 9C hotel Cahaya, di Desa Pakopen, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Ada luka bekas cekikan di lehernya. Polisi masih melacak identitas perempuan yang datang ke hotel bersama seorang lelaki berjaket hitam mengendarai motor Yamaha Mio. Di TKP (tempat kejadian perkara) polisi hanya menemukan sebuah helm warna putih.


Dari hasil identifikasi polisi diperkirakan korban berusia 30 tahun, serta memiliki tinggi badan 157 centimeter, berbadan gemuk, rambut ikal, muka bulat dan berkulit sawo matang. Korban mengenakan baju putih bermotif garis hitam putih, celana jeans biru dan bersabuk hitam. Di jari manis tangan kanan memakai cincin imitasi warna silver.

Sutriyono (41), karyawan hotel Cahaya mengungkapkan, korban masuk hotel bersama seorang lelaki mengendarai motor Mio sekitar pukul 09.15 WIB. Mereka menyewa kamar No 9C yang berada paling ujung. Motornya diparkir di depan kamar hotel. "Biasanya setiap pengunjung hotel kami mintai KTP, tapi saat itu lupa. Hanya plat nomor motornya yang kami catat. Lelaki yang datang bersama korban berusia sekitar 40 tahun," ungkap Sutriyono.

Menurut dia, korban bersama lelaki tak dikenal itu keluar mencari makan sekitar pukul 12.00 WIB dan kembali ke hotel pukul 13.00 WIB. Tapi sekitar pukul 15.30 WIB, lelaki teman korban keluar sendirian dengan alasan mau absen di tempat kerjanya.

Petugas hotel mulai curiga ketika lelaki itu tidak kembali ke hotel menemui korban meski sudah mendekati waktu check out. "Saya lantas telepon kamarnya, tapi tidak ada jawaban. Setelah saya cek, ternyata perempuan yang datang bersama lelaki itu sudah meninggal," ujar Sutriyono.

Dari hasil olah TKP, polisi mendapati tubuh korban sudah ditutupi selimut. Polisi tidak menemukan identitas korban maupun pelaku di TKP. "Kita tidak menemukan identitas korban. Hanya ditemukan kwitansi hotel, beberapa helai rambut di lantai dan handuk yang sudah kotor," kata Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Agus Puryadi.

Kematian korban diduga akibat dicekik, karena terdapat bekas luka cekik di lehernya. "Korban belum diautopsi, karena menunggu izin dari keluarganya. Dari visum luar diketahui ada luka bekas cekik di lehernya," jelas Kasat Reskrim.

Kakek Gagahi Gadis Masih Ting - Ting

Malang benar nasib Bunga (nama samaran). Gadis 17 tahun warga Dlingo Bantul ini, harus menanggung trauma berat lantaran telah digagahi oleh seorang kakek bejat Mgm (50) warga Jetis Bantul. Ia diruda paksa (diperkosa) oleh sang kakek di salah satu penginapan di Pantai Purwosari Gunungkidul, selasa malam.


Sebelumnya, korban termakan janji manis si kakek yang akan memberikannya pekerjaan sebagai PRT (Pekerja Rumah Tangga). Merasa masa depannya telah direnggut, ia pun melaporkan hal ini ke pihak yang berwajib.

Informasi menyebutkan, kejadian tersebut bermula ketika korban diiming - imingi akan dicarikan pekerjaan yang enak sebagai PRT. Mendapatkan iming - iming pekerjaan itulah korban tidak menaruh rasa curiga kepada terlapor.

Setelah dijanjikan akan dicarikan pekerjaan, korban pun akhirnya berniat menemui terlapor, tepatnya pada hari selasa. Sesaat setelah bertemu, selanjutnya korban diajak pergi dengan alasan mau diantar ke rumah majikan yang akan mempekerjakannya di wilayah Jetis Bantul. "Saat itu saya tidak curiga ketika diajak terlapor ke rumah calon majikan karena ia (terlapor) begitu meyakinkan," ujar korban di hadapan petugas saat melapor.

Bunga membeberkan, bahwa ia mulai mempunyai firasat buruk setelah kuda besi yang dikemudikan terlapor melaju menuju ke Pantai Purwosari Kabupaten Gunungkidul. Ternyata firasat buruk korban benar, terlapor membawa korban di sebuah penginapan.

"Awalnya saya menolak untuk diajak masuk kamar. Tetapi karena diancam dan dipaksa akhirnya saya menuruti permintannya untuk masuk ke dalam kamar," imbuh korban.

Bunga mengatakan, bahwa di dalam kamar itulah ia dipaksa untuk melayani n4f5u bejat kakek bau tanah itu. Tidak tanggung - tanggung, terlapor melakukan hubungan layaknya suami istri itu sebanyak tiga kali hingga korban shock berat.

"Dia mengancam akan memukuli saya jika tidak melayani n4f5u bejatnya. Saya tidak terima, maka saya melaporkan ke pihak yang berwajib saja," bebernya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Heru Muslimin SIK ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Heru mengatakan bahwa kasus ini sudah ditangani, selain mendengarkan kesaksian dari korban dan pemilik rumah penginapan, polisi juga membawa korban ke RSUD Wonosari untuk dimintakan visum.

"Kasus ini telah kami tangani. Kami akan melakukan upaya paksa untuk menjemput terlapor setelah bukti permulaan dan keterangan saksi kami nyatakan cukup," jelasnya.

Jebak Tikus, Tewas Kesetrum Sendiri

Petani harus selalu waspada bila memasang perangkap tikus dengan aliran listrik. Salah - salah bukannya tikus yang kesetrum, malah pemasangnya atau petani sendiri yang menjadi korbannya.


Inilah yang dialami Sudirjo (45) seorang perangkat desa warga Sidomulyo, Dempet, Demak. Korban malam kemarin pukul 22.30 WIB ditemukan tewas di areal persawahan miliknya. Diduga kuat tersengat aliran listrik dari genset miliknya yang rencananya digunakan untuk menjebak tikus.

Menurut kapolres Demak AKBP Sigit Widodo melalui Kasubag Humas AKP Sutomo, kejadian bermula saat korban pamit malam itu kepada istrinya untuk memasang jebakan tikus dari listrik.

Sekitar pukul 18.30 WIB korban lalu berangkat kerja ke sawah dan mulai memasang genset yang ada dengan menghubungkan kabel untuk di taruh di seputar sawahnya. Namun belum sempat memasang genset, korban tiba - tiba tersengat listrik dari genset. Karena tidak ada yang menolong, korban akhirnya tewas tak lama kemudian.

Keluarga korban yang menunggu di rumah akhirnya menjadi curiga, saat korban tak kunjung pulang. Padahal biasanya korban sudah pulang saat jam 21.00 WIB, namun hingga 22.30 WIB korban tak juga pulang. Akhirnya dua saksi, yakni Eko Krisyanto (22) dan Rakiman (55) menyusul korban ke sawah yang jaraknya hanya 800 meter dari rumah korban.

Sampai di sawah, ternyata orang yang mereka cari sudah tergeletak di tepi parit sawah milik korban dalam keadaan tewas. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke perangkat desa setempat dan petugas Polres Demak. Dari pemeriksaan petugas, tidak ditemukan adanya tanda - tanda penganiayaan.

Tangani Sampah Dengan Mesin Incinerator

Salah satu persoalan bagi masyarakat di perkotaan adalah sampah, karena jumlahnya yang setiap hari semakin banyak. Di sisi lain, tempat pembuangan akhir (TPA) kapasitasnya terbatas.


Begitu juga dengan kota kudus yang dikenal sebagai kota industri. Kudus pun dihadapkan pada problem yang sama. Setiap hari paling sedikitnya sampah yang berasal dari rumah sakit, pasar, jalan umum, perusahaan dan rumah tangga mencapai 400 meter kubik atau sekitar 120 ton.

Sampah sebanyak itu lalu diangkut ke TPA di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, menggunakan beberapa truk sampah milik Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Cikataru) Kudus.

"Saat ini kami mencoba untuk menanggulangi masalah itu dengan mengoperasikan "Incinerator", yaitu mesin pembakar sampah dengan temperatur tinggi. Meski belum mampu menuntaskan masalah, karena alat yang ada hanya berkapasitas lima ton perhari," Tutur Kepala Dinas Cikataru Kudus, Hari Triyogo saat ditemui di ruang kerjanya.

Mesin pembakar sampah berteknologi tinggi, ekonomis, efektif dan ramah lingkungan ini ditempatkan di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati atau sekitar 300 meter selatan Stadion Wergu Wetan.

Menurut Hari Triyogo, mesin pembakar sampah beserta gedung senilai Rp 3,4 Miliar ini, dilengkapi dua peralatan penangkap debu. Khusus untuk debu halus ditangkap dengan alat "pulse cloth bag dust collector". Sementara debu kasar dengan alat "cyclon dust collector". "Abu sisa dari debu hasil tangkapan ditampung dan dapat dimanfaatkan untuk pupuk," tuturnya.

Ia menambahkan, persoalan sampah ini sedikit terbantu jika saja masyarakat Kudus mau memilah jenis sampah dan lokasi pembuangannya. "Jika itu terwujud, maka dapat menjadi budaya sehat dan lingkungan yang bersih," ujar Heri.

Pasutri Jadi Korban Perampokan

Pasangan suami istri, Mahmudin (61) dan Ngatirah (56), warga Dusun Selorejo, Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, menjadi korban perampokan dini hari. Hingga kemarin malam, kedua korban masih dirawat di Puskesmas Salaman II karena terluka akibat sabetan senjata tajam.


Pasangan ini mengalami luka bacokan dan pukulan benda keras di bagian wajah, kepala, tengkuk, dan tangan akibat aksi kawanan perampok yang menyatroni rumahnya.

Ngatirah mengatakan, kawanan perampok terdiri dua orang yang memakai topeng. Pelaku masuk ke dalam kamar saat dia dan suaminya tidur lelap sekitar pukul 01.30 WIB.

Tanpa banyak bicara, kawanan perampok langsung memukul dan menganiaya dirinya, kemudian membacok suaminya. Dia mengalami luka robek di bawah mata sebelah kanan dan giginya patah.

"Saya dibekap dan dihajar menggunakan gagang pedang. Saya berteriak - teriak minta tolong, tetapi perampok itu terus memukuli saya dan suami saya, kemudian mengacak - acak lemari," katanya.

Setelah mengacak - acak tiga almari, kedua perampok langsung melarikan diri tanpa berhasil membawa harta benda apapun milik korban.

Berdasarkan olah TKP yang dilakukan oleh Polres Magelang dan Polsek Salaman di rumah milik korban, dugaan sementara para pelaku masuk ke rumah korban dengan cara menjebol dinding dapur yang terbuat dari kayu. Petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa baju dan sarung korban yang terdapat bekas darah.

Udah Pernah Nyoba Google Maps 3D Belum?

Google Maps kian hari semakin canggih, mungkin awalnya dulu kamu sempat dikejutkan dengan adanya Google Satelit yang mampu menunjukan "foto genting rumah kamu" saat kamu mengetikan nama kampung dimana itu adalah tempat tinggal kamu pada kolom "Pencarian Google Maps". Lihat contoh foto dibawah ini:


Tampilan foto tersebut adalah gambar keadaan rumah yang kita tinggali dilihat melalui Google Satelit yang merupakan salah satu produk Google Maps versi dulu.


Nah yang terbaru nih! Kita dapat melihat keadaan tempat tinggal kita secara visual dalam bentuk 3D menggunakan fitur Google Maps terbaru yang disebut "Google Earth". Untuk mencoba Google Earth, caranya kamu cukup masuk pada Google Maps kemudian memilih salah satu opsi tampilan di sebelah kanan atas menggunakan browser PC atau Netbook kamu. Ada 3 Switch opsi tampilan gambar, yaitu Google Maps, Google Satelit dan Google Earth, silahkan kamu pilih yang Google Earth.


Namun sebelum kamu dapat menikmati fitur Google Earth ini, kamu diharuskan mendownload tool 3D saat membuka Google Earth. Jangan khawatir, toolnya ringan kok, jadi downloadnya juga cepet.


Gambar dibawah ini adalah contoh tampilan keadaan visual dalam bentuk 3D tempat tinggal kita jika dilihat menggunakan Google Earth: